Studi Hinterland dan Strategi Pengembangan Wilayah Perbatasan Kota Palu dan Kabupaten Donggala
DOI:
https://doi.org/10.22487/peweka.v2i2.20Kata Kunci:
Hinterland, Strategi Pengembangan WilayahAbstrak
Wilayah pinggiran pada dasarnya merupakan wilayah yang paling pinggir atau wilayah pedalaman atau biasa disebut juga dengan wilayah Hinterland. Secara fisik, wilayah pinggiran tersebut dapat dicirikan oleh kegiatan pedesaan rural yang bercampur dengan kegiatan perkotaan rural-urban, atau dapat juga wilayah tersebut sudah fully build-up. Bergantung pada lokasinya, setiap wilayah pinggiran mempunyai karakteristik unik tersendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai studi Hinterland dan strategi pengembangan wilayah antara perbatasan Kota Palu dan Kabupaten Donggala di perbatasan sisi Barat dan sisi Utara sebagai dasar rekomendasi strategi pengembangan wilayah. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil analisis pada Wilayah Barat perbatasan Kota Palu dan Kabupaten Donggala yakni (Kelurahan Watusampu dan Desa Loli Oge) dan pada Wilayah Utara perbatasan Kota Palu dan Kabupaten Donggala yakni (Kelurahan Pantoloan Boya dan Desa Wani 1, Wani 2, Wani Lumbumpetigo) telah teridentifikasi bahwa Wilayah-Wilayah tersebut adalah Wilayah Hinterland, dikarenakan selain di sisi secara administrasif Wilayah tersebut berjauhan dari pusat pemerintahan Kota dan Kabupaten disisi lain Wilayah-Wilayah tersebut di lihat dari segi karakteristik perkotaan (urban) dan pedesaan (rural). Selanjutnya dilakukan strategi pengembangan wilayah yang disesuaikan dengan hasil analisis swot pada penentuan kategori kuadran swot mulai dari kategori kuadran I,II, dan IV terhadap wilayah yang telah teridentifikasi Hinterland, agar wilayah tersebut bisa berkembang lebih baik dan tidak ketinggalan dalam pengembangan wilayah.
Referensi
Adisasmita, 2005 hal 79, Pengbangunan Kawasan dan Tata Ruang: Graha ilmu
Bintarto,R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya : Ghalia Indonesia.
Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis Dujen Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2003) prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan wilayah
Dirjen Penataan Ruang Depkimpraswil (2003, H.2)
Djakapermana, 2010, Pengembangan Wilayah Melaui Pendekatan Kesisteman: IPB Press
Douglass, 1970, dalam Suhermi 2018, jurnal bisnis dan kegiatan strategi manajemen, hubungan keterikatan antara desa dan kota (rural-urban linkages) dalam pengembangan wilayah: jurnal.utu.ac.id
Eddy Prahasta, 2009, dalam Ika Pratiwi, 2019, fungsi analisis spasial: ilmugeografi.com
Freddy Rangkuti, 2015, analasis SWOT :books.google.co.id
George G. Chisholm, 1850, Handbook of Commercial Geography, London: University of California
Griffth Taylor, 1988, dalam Dian Ainurrohmah,2022, tahapan perkembangan kota: dosengeografi.com
Ginsburg, 1997,dalam HR Azis,2021, pengertian wilayah pinggiran kota (WPU): eprints.
Hirschmann, 1950, dalam Suhermi 2018, jurnal bisnis dan kegiatan strategi manajemen, teori polarization effect dan trickling- down effect: jurnal.utu.ac.id
Ir.Sutami, 1970, dalam Suhermi 2018, jurnal bisnis dan kegiatan strategi manajemen, pengembangan wilayah: jurnal.utu.ac.id
Ika Pratiwi, 2019, Analisis Spasial: ilmugeografi.com
Institut Teknologi Nasional Dirjen penataan ruang (2006), klasifikasi wilayah Peri-Urban
Jhon Friedmann, 1967, A General Theory of Polarized Development: repositorio.cepal.org
Jhon Friedmann, 1964, Brenikov,Paul the thown planning review, Regional Development and Planning: search.proquest.com.
Jhon Friedmann, 1960, teori pusat pertumbuhan: search.proquest.com
Kurtz dan Eicher, dalam Daldjoeni,1998:43, Modul mata kuliah geografi kota jurusan Teknik perencanaan wilayah dan kota, lima definisi dari rural-urban fringe: weblog.esaunggulan.ac.id
Mike Douglass,1970, dalam Suhermi 2018,jurnal bisnis dan kegiatan strategi manajemen, hubungan keterikatan antara desa dan kota (rural-urban linkages) dalam pengembangan wilayah: jurnal.utu.ac.id
Myrdal, 1950, dalam Suhermi 2018, jurnal bisnis dan kehiatan strategi manajemen, hubungan antara wilayah maju dan wilayah belakangnya (hinterland): jurnal.utu.ac.id
Peraturan Presiden RI No. 47 tahun 1997, tentang pengertian wilayah
Profil Wilayah Kelurahan Watusampu
Profil Wilayah Kelurahan Pantoloan Boya
Profil Wilayah Desa Wani 1, Wani 2, Wani 3 & Wani Lumbumpetigo
Profil Wilayah Desa Loli Oge
Poernomo Hadjisaroso, 1982, Badan penerbit pekerjaan umum,1982, Konsep pengembangan wilayah nasional Indonesia: pustaka.pu.go.id
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Alif Ananda, Aziz Budianta, Supriadi Takwim
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.