Autokorelasi Spasial Kepadatan Bangunan dan Sebaran Genangan Banjir Kawasan Pesisir Kota Palu
DOI:
https://doi.org/10.22487/peweka.v2i2.17Keywords:
Autokorelasi Spasial, Kepadatan Bnagunan, BanjirAbstract
Kota Palu, sebagai salah satu pusat perkotaan di Indonesia, mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Pertumbuhan ini disertai dengan peningkatan kepadatan penduduk dan pembangunan bangunan. Peningkatan kepadatan bangunan memiliki dampak yang signifikan pada dinamika perkotaan, termasuk mobilitas penduduk, pemanfaatan lahan, dan kualitas lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam tentang pola distribusi spasial kepadatan bangunan di Kota Palu sangat penting. Banjir merupakan ancaman serius bagi keselamatan warga, lingkungan, dan aset kota. Untuk mengurangi risiko banjir, pemahaman yang mendalam tentang pola sebaran banjir dalam wilayah kota sangat penting. Autokorelasi spasial adalah alat analisis yang dapat membantu kita memahami apakah pola sebaran banjir dalam kota memiliki keterkaitan spasial yang signifikan. Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi spasial dengan Moran’s I pada aspek kepadatan bangunan menunjukkan nilai moran’s I sebesar 0,847 dan pada aspek genangan banjir menunjukkan nilai moran’s I 0,067 hal ini memperlihatkan terdapat autokorelasi spasial pada aspek kepadatan bangunan dan genangan banjir di kawasan Pesisir Kota Palu. Hasil pengujian indeks LISA Kepadatan Bangunan Wilayah dengan P-value < α = 5% yaitu Tanamodindi, Besusu Tengah, Lolu Selatan, Siranindi yang berarti bahwa kelurahan tersebut terdapat keterkaitan kepadatan bangunan antar wilayah di setiap kelurahan Kawasan Pesisir Kota Palu.. Hasil pengujian indeks LISA Genangan Banjir Wilayah dengan P-value < α = 5% yaitu Tondo.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Andi Chairul Andi Chairul, Rizkhi Rizkhi, Sri Mulyati Sri Mulyati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.