https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/issue/feed Jurnal Peweka Tadulako 2024-12-03T08:23:13+00:00 Supriadi Takwim pewekatadulako@gmail.com Open Journal Systems <hr /> <table class="data" style="height: 162px; width: 100%;" width="100%" bgcolor="#f0f0f0"> <tbody> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Journal title</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><strong>Jurnal Peweka Tadulako</strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Initials</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><strong>Peweka</strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Abbreviation</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><em><strong>J. PeWeKa Tadulako</strong></em></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Frequency</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><strong>Two issues per year (April and October)</strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">DOI</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><strong>Prefix 10.22487</strong><strong><br /></strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Online ISSN</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2963-2153" target="_blank" rel="noopener"><strong>2963-2153</strong></a></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Editor-in-chief</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><strong>Supriadi Takwim, ST, M. Eng.</strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Publisher</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><strong>Universitas Tadulako</strong></td> </tr> <tr style="height: 18px;" valign="top"> <td style="height: 18px;" width="20%">Citation Analysis</td> <td style="height: 18px;" width="80%"><a href="https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&amp;as_sdt=0%2C5&amp;q=jurnal+peweka+tadulako&amp;oq=ju" target="_blank" rel="noopener"><strong>Google Scholar</strong> </a>| <strong>DOAJ</strong> | <strong><a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/36252?page=1">Garuda</a> | Sinta | Dimension</strong></td> </tr> </tbody> </table> <hr /> <p align="justify"><strong>Jurnal Peweka Tadulako </strong>draws on contributions from academics and practitioner-researchers in Regional Planning. The journal acts as a forum for critical studies, innovative architectural practices in the latest technological developments, and creative Regional Planning designs, which address themes that may be specific in nature (e.g., <strong>Regional Planning, Urban Planning, Modeling</strong> <strong>and Disaster</strong>) or at the convergence of two or more disciplines.<br />The journal encourages rigorous, substantial, and original research on any topic related to Regional Planning and urban design or the practice of Regional Planning and design research, both within and between disciplines. It encourages interdisciplinary discussion and interaction in a variety of contexts, including how technology can serve as a medium for contemporary Regional Planning Design. </p> https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/36 Eksistensi Tempat Pengolahan Sampah 3R (Reduce, Reuse Dan Recycle) Di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu 2024-12-03T05:00:43+00:00 Ardiansyah Winarta ardhi.pwk.untad@gmail.com Abdul Gani Ahmad ardhi.pwk.untad@gmail.com Rezki Awalia ardhi.pwk.untad@gmail.com Fatimatuzzahra ardhi.pwk.untad@gmail.com <p>Salah satu fasilitas pengelolaan sampah berbasis ramah lingkungan adalah dengan mengadopsi konsen Reduce, Reuse, dan<br>Recycle (disingkat 3R) dan diterapkan pada TPS yang ada di Kota Palu. Salah satu fasilitas yang dibangun oleh Pemerintah Kota Palu terletak di Kelurahan Pengawu. Namun, hingga saat ini, kinerja TPS 3R ini belum berfungsi dengan optimal dan lebih berperan hanya sebagai TPS reguler. Konsep TPS 3R di Kelurahan Pengawu diharapkan dapat<br>menjadi solusi dalam menangani permasalahan sampah di masyarakat. Namun karena belum optimalnya kinerja TPS 3R,<br>sehingga permasalahan sampah belum dapat teratasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang<br>menghambat eksistensi kinerja TPS 3R di Kelurahan Pengawu dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan indepth interview, observasi lapangan, dan studi dokumen. Data kemudian dianalisis melalui pendekatan deskriptif dan analisis faktor penghambat. Hasil penelitian menunjukkan faktor penghambat kinerja TPS 3R di Kelurahan Pengawu dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Penghambat internal meliputi keterbatasan fasilitas, kurangnya dukungan manajemen, dan minimnya pendanaan. Adapun penghambat faktor eksternal berupa<br>bencana alam. Penelitian ini merekomendasikan upaya untuk melengkapi fasilitas TPS 3R, memperkuat dukungan manajemen,<br>mencari sumber pendanaan eksternal, serta melakukan revitalisasi gedung TPS 3R.<br><strong>Kata kunci: Pengelolaan Sampah, TPS 3R, Faktor Penghambat, Kinerja, Revitalisasi</strong></p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ardiansyah Winarta, Abdul Gani Ahmad, Rezki Awalia, Fatimatuzzahra https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/38 Penilaian Geosite Palukoro Di Lembah Palu 2024-12-03T05:38:52+00:00 Nur Miftahul Jannah qckhyrizkhi@gmail.com Rizkhi qckhyrizkhi@gmail.com Amar qckhyrizkhi@gmail.com Iwan Setiawan Basri qckhyrizkhi@gmail.com Vivi Novianti qckhyrizkhi@gmail.com <p>Keberagaman Situs warisan geologi (geosite), baik yang terbentuk pasca 28 September 2018 maupun telah ada sebelumnya dapat dijadikan objek warisan Geologi (geoheritage) dalam suatu tatanan kawasan taman bumi (Geopark) yang memiliki ciri atau khas tertentu yang tidak terpisahkan dari sebuah cerita evolusi pembentukan suatu daerah. Berangkat dari pentingnya Kepariwisataan Berkelanjutan sesuai sasaran pembangunan dalam aspek konservasi, edukasi dan pembangunan perekonomian yang berkaitan erat dengan pengetahuan geodiversity dan geoheritage, yang menjadi alasan penting untuk melestarikan geoheritage diperlukan peran serta masarakat dan pemangku kepentingan terkait, termasuk dari komunitas geosains [6], maka diperlukan penilaian terhadap sumberdaya geologi Palukoro di Lembah Palu sebagai Langkah awal upaya pelestarian dan konservasi dalam mendukung pengembangan dan pemanfaatan geowisata secara berkelanjutan, dengan sasaran Penilaian sumberdaya warisan geologi yang ada di lembah Palu; dan Penilaian kelayakan geosite dalam pengembangkan geowisata di Lembah Palu yang dapat dimanfaatkan disegala aspek, diantaranya memberikan dasar ilmiah sebagai Upaya pelestarian warisan geologi, memudahkan penetapan prioritas konservasi berdasarkan nilai geologis dalam memanfaatkannya secara berkelanjutan yang terintegrasi dengan kegiatan pendidikan dan pengembangan ekonomi masyarakat yang bertumpu pada kegiatan geowisata [6].</p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Nur Miftahul Jannah, Rizkhi, Amar, Iwan Setiawan Basri, Vivi Novianti https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/37 Pelemahan Ruang Hidup Masyarakat Lokal Di Destinasi Wisata Gili Trawangan 2024-12-03T05:53:59+00:00 Hadi Abdurrahman hadiabdurrahman@untad.ac.id Tri Wahyuningsih hadiabdurrahman@untad.ac.id Azizah Putri Abdi hadiabdurrahman@untad.ac.id Muhammad Adhim Halim hadiabdurrahman@untad.ac.id <p>Salah satu kawasan yang berkembang dan sudah menjadi tujuan wisatawan domestik dan asing saat ini adalah Gili Trawangan. Berkembangnya suatu destinasi memang menjadi satu capaian yang harus di apresiasi, namun di sisi lain keberhasilan tersebut perlu di waspadai. Azhar (2013) dalam penelitiannya di Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung menemukan bahwa justru di balik kesuksesan membangun pariwisata di desa tersebut justru menyisakan sisi gelap pembangunan, yaitu termarjinalkannya masyarakat lokal desa tersebut khususnya dalam kepemilikan dan hak katas tanah. Dalam penelitian ini penulis ingin mengidentifikasi fenomena pelemahan ruang hidup masyarakat lokal akibat perkembangan pariwisata di Gili Trawangan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi, yaitu melihat fenomena dan realitas yang tampak, kemudian mengkaji penjelasan atau makna yang terkandung di dalamnya dengan mengumpulkan fakta empirik di lapangan (Kahija, 2017). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang benar terjadi pelemahan ruang hidup masyarakat lokal akibat perkembangan pariwisata di Gili Trawangan. Pelemahan ruang hidup masyarakat lokal disini terjadi karena faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yang di maksud seperti pelemahan secara sosial dan ekonomi, sedangkan faktor tidak langsung adalah akibat kebijakan pemerintah yang paradoksal. Di satu sisi pariwisata dengan segala dinamikanya di harapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat lokal, namun di sisi lain kebijakan tersebut justru berdampak terhadap pelemahan terhadap penguasaan tanah atau ruang hidup masyarakat lokal di Gili Trawangan.</p> <p>Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi, yaitu melihat fenomena dan realitas yang tampak, kemudian mengkaji penjelasan atau makna yang terkandung di dalamnya dengan mengumpulkan fakta empirik di lapangan [2]. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang benar terjadi pelemahan ruang hidup masyarakat lokal akibat perkembangan pariwisata di Gili Trawangan. Pelemahan ruang hidup masyarakat lokal disini terjadi karena faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yang di maksud seperti pelemahan secara sosial dan ekonomi, sedangkan faktor tidak langsung adalah akibat kebijakan pemerintah yang paradoksal. Di satu sisi pariwisata dengan segala dinamikanya di harapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat lokal, namun di sisi lain kebijakan tersebut justru berdampak terhadap pelemahan penguasaan tanah atau ruang hidup masyarakat lokal di Gili Trawangan.</p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Hadi Abdurrahman, Tri Wahyuningsih, Azizah Putri Abdi, Muhammad Adhim Halim https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/35 Perbandingan Ketelitian Metode NDVI Melalui Software Global Mapper Dan Arcgis 2024-11-01T14:53:53+00:00 Budi Andresi budiandresy@gmail.com Supriadi Takwim andresi.pwk@gmail.com Yan Radhinal andresi.pwk@gmail.com Andi Idham Asman andresi.pwk@gmail.com Rasdiana A andresi.pwk@gmail.com <p><em>Normal Difference Vegetation Index</em> (NDVI) merupakan algoritma untuk mendeteksi indeks vegetasi dari citra satelit. Pengolahan indeks vegetasi pada penelitian ini menggunakan algoritma NDVI dengan memanfaatkan kanal/band 5 (NIR) dan 4 (RED) pada Landsat 9 OLI 2 perekaman tanggal 26 Oktober 2024</p> <p>Hasil pada penelitian ini menunjukkan terjadi perbedaan hasil analisis pada masing-masing kelas pada software Global Mapper dan ArcGIS. Luas Kelas Klassifikasi Kerapatan Vegetasi pada Software Global Mapper menunjukkan bahwa luas tertinggi pada kelas Non Vegetasi seluas 16696,2 Ha atau 46,82% diikuti Kelas Tingkat Kehijauan Tinggi seluas 5755,9 Ha atau 16,14% dan luas yang terendah pada kelas Kehijauan Sangat Rendah seluas 3245,7 Ha atau 9,1%. Sedangkan pada Software ArcGIS hasil yang diperoleh, luas Kelas klasifikasi tertinggi pada Kehijauan Rendah Seluas 9396,4 Ha atau 26,35% dan diikuti kelas Non Vegetasi seluas 9206,7 Ha atau 25,82%. Luas terendah ditempati kelas Kehijauan Tinggi seluas 3821,3 Ha atau 10,72%. Hasil uji ketelitian, menunjukkan bahwa menggunakan Software ArcGIS terdapat 8 area yang sesuai dengan kondisi eksisting atau sekitar 80% kesesuaian dari area sampel sedangkan dengan menggunakan software Global Mapper menunjukkan area yang sesuai dengan kondisi eksisting hanya 2 area atau 20% dari area sample.</p> <p><strong>Kata Kunci: NDVI, ArcGIS, Global Mapper</strong></p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 budi andresi, Supriadi Takwim, Yan Radhinal, Andi Idham Asman, Rasdiana A https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/39 Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Wisata Pantai Lalos, Desa Lalos, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli 2024-12-03T06:12:49+00:00 Moch. Fahri Aji supriadi.takwim@untad.ac.id Lutfi supriadi.takwim@untad.ac.id Supriadi Takwim supriaditakwim1301@gmail.com Fitriah Fajar Maghfirah supriadi.takwim@untad.ac.id Deltri Dikwardi Eisenring supriadi.takwim@untad.ac.id <p>Pantai Lalos awalnya merupakan suatu tempat pencarian ikan bagi nelayan tetapi lokasinya yang strategis maka masyarakat desa setempat berisiniatif memberikan ide kepada kepala desa agar pantai tersebut bisa dijadikan objek wisata dan dimana masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengembangan wisata Pantai Lalos. Penelitian ini menggunakan metode analaisis data yaitu analisis korelasi dan regresi linear berganda untuk melihat bentuk-bentuk partisipasi, faktor-faktor partisipasi, dan tingkat partisipasi yang mempengaruhi partisipasi dalam pengembangan wisata Pantai Lalos. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel independent yang menjadi faktor penelitian yang memberi pengaruh cukup besar untuk variabel dependen yaitu partisipasi masyarakat. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk partisipasi yang paling mempengaruhi adalah bentuk partisipasi dalam pikiran/ide dengan skor 85% sangat berpengaruh terhadap pengembangan wisata, dan faktor-faktor partisipasi yang paling mempengaruhi yaitu faktor penghasilan/pekerjaan dan lamanya tinggal dengan skor 86% sangat berpengaruh terhadap pengembangan wisata.</p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Moch. Fahri Aji, Lutfi, Supriadi Takwim Supriadi, Fitriah Fajar Maghfirah, Deltri Dikwardi Eisenring https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/40 Arahan Spasial Pemanfaatan Lahan Untuk Kegiatan Usaha Peternakan Unggas (Ayam) Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi 2024-12-03T06:26:00+00:00 Ristasya Wini Gasong aziz.aboed70@gmail.com Sarifuddin aziz.aboed70@gmail.com Aziz Budianta aziz.aboed70@gmail.com Muhammad Najib aziz.aboed70@gmail.com <p>Sampai dengan tahun 2023, terdapat 50 bangunan usaha kandang ternak ayam di wilayah Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Bersamaan dengan perkembangan kawasan permukiman penduduk, terjadi konflik antara usaha peternakan unggas (ayam) dengan warga permukiman. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik analisis data meliputi: analisis variabel pemanfaatan lahan, analisis pemanfaatan lahan, analisis peta/SIG, dan analisis SWOT kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merujuk matrix ITBX Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Binangga kategori kandang hewan masuk dalam zona peruntukan lainnya, hasil dari peraturan zonasi di RDTR Kawasan Perkotaan Binangga yaitu kawasan yang mempunyai izin terbatas dalam membangun kandang ternak yaitu R4 (perumahan kepadatan rendah), R3 (perumahan kepadatan sedang), dan R2 (perumahan kepadatan tinggi). Sedangkan kawasan yang di izinkan untuk digunakan lahan kegiatan usaha peternakan ayam yaitu P4 (Peternakan), P3 (Perkebunan), P2 (Holtikultura) dan P1 (Tanaman Pangan). &nbsp;Kelas kesesuaian penggunaan lahan untuk peternakan ayam S1 sebesar 1.521,173 ha (53,07%), S2 sekitar 767,61 ha (26,78%), dan&nbsp; N yaitu 577,73 ha (20,15%). Kelas pemanfaatan lahan untuk peternakan ayam S1 sebesar 874,522 ha (30,51%), S2 seluas 979,973 ha (34,19%), dan N 1012,01 ha (35,30%). Arahan spasial pemanfaatan lahan usaha peternakan ayam pada kondisi eksisting terdapat 7 kandang termasuk kategori sesuai standar, kategori cukup sesuai 11 kandang, dan&nbsp; kategori tidak sesuai standar 32 kandang. Arahan spasial pemanfaatan lahan diperoleh dari hasil penggabungan antara matrix ITBX, analisis kesesuain penggunaan lahan, dan analisis pemanfaatan lahan&nbsp; menghasilkan peta arahan spasial pemanfaatan lahan usaha serta lokasi untuk kegiatan usaha peternakan ayam di Kecamatan Marawola.</p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ristasya Wini Gasong, Sarifuddin, Aziz Budianta, Muhammad Najib https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/41 Penilaian Kualitas Pemanfaatan Lapangan Sintuwu Maroso Poso Sebagai Ruang Publik Kota 2024-12-03T08:23:13+00:00 Alfath Akbar Mustarif akbaralfath6@gmail.com Rifai akbaralfath6@gmail.com Ardiansyah Winarta akbaralfath6@gmail.com Rusli akbaralfath6@gmail.com Khairinrahmat akbaralfath6@gmail.com <p>Lapangan Sintuwu Maroso dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai ruang publik memiliki peranan penting dalam mewadahi aktivitas masyarakat, namun Lapangan Sintuwu Maroso sebagai ruang publik memiliki beberapa permasalahan antara lain terdapat beberapa sisi Lapangan Sintuwu Maroso yang kurang dimanfaatkan oleh pengunjung, area pedagang kaki lima (PKL) yang domain dan kurang tertata, tempat parkir yang kurang memadai karena hanya berupa <em>parkir on street </em>di tepi jalan, fasilitas yang tersedia kurang memadai, serta pencahayaan pada malam hari yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas pemanfaatan Lapangan Sintuwu Maroso sebagai ruang publik kota menggunakan <em>Good Public Space Index </em>(GPSI). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder melalui observasi, wawancara terstruktur. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Analisis deskriptif, <em>behavior mapping </em>serta analisis <em>Good Public Space Index </em>(GPSI). Hasil penelitian ini berupa pemetaan perilaku pengguna Lapangan Sintuwu Maroso yang di mana bahwa masyarakat yang berkunjung di Lapangan Sintuwu Maroso lebih ramai pada hari libur (<em>weekend</em>) dibandingkan dengan hari kerja (<em>weekday</em>) dan aktivitas dominan pengguna berupa aktivitas kontak fisik yaitu aktivitas jual beli di pedagang kaki lima (PKL). Berdasarkan hasil analisis penilaian kualitas Lapangan Sintuwu Maroso sebagai ruang publik kota dengan menggunakan analisis <em>Good Public Space Index </em>(GPSI), diketahui nilai kualitas Lapangan Sintuwu Maroso secara keseluruhan memiliki nilai indeks 0,78 yang berarti secara keseluruhan kualitas Lapangan Sintuwu Maroso tergolong kedalam kategori yang cukup baik sehingga masih perlu dilakukan peningkatan.</p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Alfath Akbar Mustarif, Rifai, Ardiansyah Winarta, Rusli, Khairinrahmat https://pewekatadulako.fatek.untad.ac.id/index.php/JPWKT/article/view/34 Studi Elemen Dalam Pembentukan Permukiman Tradisional Masyarakat Adat Kawasan Ammatoa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba 2024-09-25T12:54:57+00:00 Sri Batara Nurfajri Arisaputri sribatara@usk.ac.id Ulfa Mazaya ulfa@usk.ac.id Ria Purnama ria.purnama@usk.ac.id Chaeria Anila chaeriaanila@polnes.ac.id <p>Permukiman, dalam konteks budaya, dapat berkembang menjadi permukiman tradisional yang menjadi simbol identitas dan kepercayaan masyarakat yang memiliki karakteristik dan ciri yang khas. Konsep elemen utama pembentuk permukiman yaitu alam (<em>nature</em>), manusia (<em>man</em>), masyarakat (<em>society</em>), lindungan (<em>shells</em>) dan jaringan (<em>network</em>). Kawasan Adat Ammatoa merupakan salah satu permukiman tradisional di Sulawesi Selatan yang terkenal dengan hukum adat yang sangat kental, terbentuk dari elemen utama permukiman. Masyarakat adat Ammatoa memiliki aturan <em>Pasang ri Kajang</em> yang bersifat sakral secara turun temurun, salah satu yang berkaitan dengan lingkungan berbunyi "<em>Anjo boronga anre nakulle nipanraki. Punna nipanraki boronga, nupanraki kalennu</em>" (hutan tidak boleh dirusak, bila engkau merusaknnya, sama halnya engkau merusak dirimu sendiri).</p> <p>Tujuan dari penelitian ini, adalah mengidentifikasi elemen yang membentuk permukiman dari Doxidis (1968) yang terdapat di permukiman tradisional kawasan adat Ammatoa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan metode analisis yang digunakan adalah etnografi dan analisis behavior mapping dengan tipe <em>person centered maps</em>. Variabel penelitian ini adalah elemen pembentuk permukiman yang terdiri dari fisik alam, manusia, masyarakat, bangunan, dan jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen pembentuk permukiman di Kawasan Adat Ammatoa secara fisik alam adalah hutan lindung yang juga merupakan lokasi ritual adat dengan elemen manusia dan masyarakat. Ritual ini berkontribusi pada pola bermukim dalam membentuk permukiman tradisional.</p> 2024-11-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Sri Batara Nurfajri Arisaputri, Ulfa Mazaya, Ria Purnama, Chaeria Anila